Bagikan Yuk Artikelnya :
Media Menyukai Berita Viral dan Menguntungkan
Pengambilan paksa jenazah oleh pihak keluarga yang merupakan pasien positif Covid-19 kembali terulang dan kembali viral. Semua media meliputnya dan beritanya di ulang-ulang hingga hampir semua masyarakat mengetahui kejadian ini dengan sangat membekas di benaknya.
Kenapa hal ini kembali terjadi? Bukankah sebelumnya sudah ada kasus pengambilan paksa jenazah PDP di Kolaka, Sultra (23 Maret 2020). Kenapa terjadi lagi pengambilan paksa jenazah yang bahkan sudah di nyatakan postif terjangkit covid-19. Kenapa tidak jadi pelajari buat pemerintah, rakyat, atau pun media supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Kejadian ini terulang apa karena masyarakat sudah tidak percaya dengan pemerintah, tidak percaya dengan rumah sakit? Atau covid-19 ini memang tidak ada kecuali hanya karangan media saja untuk jualan berita? Jika sudah seperi ini siapa yang harus bertanggungjawab?
Ingat betapa viralnya saat sebuah video pengambilan paksa jenazah PDP di Sultra. Semua media ternama di indonesia memberitakannya. Beritanya di ulang-ulang. Bahkan beritanya memenuhi setiap halaman sosial media masyarakat.
Pro dan kontra muncul dari berita-berita ini. Ada masyarakat yang setuju dengan keluarga pasien ada yang mengecam tindakan keluarga tersebut. Sekarang kemana berita tentang pengambilan paksa jenazah ini? Yang ada sekarang berita pengambilan paksa jenazah postif covid-19 dari RSKD Dadi kembali viral dan semua media menjadikannya berita hangat panas dan menguntungkan.
Disinilah kesalahannya. Media ini hanya peduli tentang berita-berita booming, menguntungkan mereka semakin banyak yang membaca. Media kita tidak peduli efek terhadapat masyarakat akibat berita-berita mereka.
Sementara masyarakat meradang, semakin bingung tidak jelas mana yang benar.
Jika anda memiliki pertanyaan atau ingin berkomentar tentang artikel ini silahkan disini
Video Terkait