Bagikan Yuk Artikelnya :






Sementara pemerintah membiarkan media yang membuat bingung masyarakat terus memproduksi berita-berita viral tanpa kelanjutan dan bertanggungjawab. Sehingga kasus pengambilan jenazah kembali terulang dan mungkin akan terus terulang seiring semakin banyak yang tidak percaya dengan Covid-19 ini.
Masyarakat yang pusing dengan kehidupan ekonomi yang merosot akibat Covid-19. Masyarakat hanya melihat fakta di lapangan. Masyarakat tidak bisa melihat siapa sebanarnya yang terkena covid-19 karena masalah kode etik kesehatan sementara masyarakat bisa melihat dengan jelas korban penyakit nyata seperti DBD tetangganya. Bahkan kasus DBD lebih banyak memakn korban dari pada korban Covid-19 ini.
Itulah yang membuat begitu viral berita hoaks tentang konspirasi Covid-19 hanya karangan karena masyarakat hanya melihat fakta di lapangan tidak ada warga yang terkana covid-19. Sebagai contoh fakta di masyarakat. Menurut Sumber “terpercaya” dari situs covid19.go.id jumlah kasus di DKI ada 8.033 jiwa dan jumlah kelurahan di DKI ada 267 kelurahan. Secara matematis berarti setiap kelurahan di DKI setidak nya ada 30 orang warganya yang terkena Covid-19. Tapi faktanya tanya tetangga tidak ada info tetangga yang terkena covid-19.
Apakah memang covid-19 ini memang tidak ada? Sementara media menggambar-gemborkan berita setiap jam setiap program berita mereka pasti tentang Covid-19. Inilah yang membuat bingung, tidak jelas, dan menimbulkan ketidak percayaan masyarakat akan Covid-19 ini.
Siapa yang salah? Inilah yang harus kita pikirkan semuanya, pemerintah masyarakat dan media harus tanggung jawab dengan berita mereka. Stop Membuat berita yang membuat bingung dan perpecahan Masyarakat.
Jika anda memiliki pertanyaan atau ingin berkomentar tentang artikel ini silahkan disini
Video Terkait